Memingkatkan Kualitas Gula Kelapa: Menuju Kesejahteraan Penderes

Mastile | Pendamping KNK
 Kemiskinan kaum penderes (petani gula kelapa/aren) dianggap sebagai sebuah kondisi turun temurun yang dialami oleh kelompok miskin di wilayah pedesaan dan pegunungan. Seperti di wilayah Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara. Kaum penderes menganggap dirinya sebagai warga kelas dua yang tidak mempunyai peran dan jarang sekali diperhatikan baik secara ekonomi maupun politik pembangunan. Mereka menganggap kemiskinan yang dialaminya adalah
sebagai nasib sebagai seorang penderes yang diwariskan oleh nenek moyangnya sebagai penderes. Oleh karena itu, banyak keturunan penderes pada masa kontemporer memilih alternative sumber produksi ekonomi yang bertentantang dengan orang tuanya sebagai penderes. Anak-anak penderes pada masa sekarang lebih banyak memilih mencari penghasilan di kota, melakukan urbanisasi (merantau), banyak juga yang melakukan transmigrasi (trans) ke luar pulau jawa (Sumatera dan Kalimantan).
Pilihan untuk menjadi pekerja di luar kota dan menjadi transmigran ada juga yang berhasil, akan tetapi tidak jarang dari mereka kembali pulang kampung karena kegagalan di wilayah urban dan di wilayah transmigrasi. Mereka yang berhasil jarang sekali pulang kampung,
bahkan mengajak sanak sodaranya untuk membantu menjadi pekerja (buruh) dalam rangka mengembangkan usaha di wilayah transmigrasi. Tetapi mereka bekerja hanya sebagai buruh atau pekerja yang mendapatkan gaji bulanan, dan hal ini juga kebanyakan dari mereka akhirnya pulang kampung karena usia dan kebosanan bekerja sebagai buruh upahan.
Pada akhirnya, mereka pulang kampung dan melakukan pekerjaan menyadap nira kelapa (nderes) untuk memenuhi kebutuhan setelah pulang dari kota atau wilayah transmigrasi. Oleh karena itu, pekerjaan menderes dianggap sebagai takdir yang harus ditekuninya untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya. Namun, pertanyaannya adalah apakah kembali menjadi seorang penderes (penyadap nira kelapa) dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarganya? Bagaimanakah kesejahteraan hidup keturunannya, jika ia hanya mendapatkan penghasilan pas-pasan (cukup untuk makan) dengan profesinya sebagai penderes? Artinya, bagaimana nasib selanjutnya seorang penderes untuk keberlanjutan kesejahteraan hidup keluarganya?
B.      Gambaran Produksi Gula Kelapa / Aren
Penderes gula kelapa / aren di wilayah Desa Gumelem Wetan memproduksi gula kelapa cetak (bathokan). Bentuk variasi hasil cetakan gula bermacam-macam tergantung kebiasaan dan keuletan dari masing-masing penderes. Produksi gula cetak hampir 90% berbentuk cetakan besar dengan cetakan dari batok kelapa yang dibelah menjadi dua bagian, biasanya panjang diameter cetakan antara 4-7 cm, dan ketebalan antara 2-4 cm.  Sisanya, membuat cetakan dari potongan bambu dengan ukuran potongan 2-5 cm.
Penderes mempunyai beberapa kendala musim antara lain: 1) musim pancaroba, dimana musim penghujan dan musim kemarau sering berganti tanpa dapat diprediksi, 2) musim akar muda, dimana akar muda biasanya muncul saat awal musim penghujan. Pada kedua musim tersebut nira yang diambil dari pohon kelapa biasanya bercampur dengan sekul. Sekul biasanya keluar dari bunga kelapa (manggar) yang disadap. Sehingga, dalam kondisi pohon kelapa yang mengeluarkan sekul disebut pohon kelapa terkena flu. Pada kondisi demikian, Penderes sering mengalami kerepotan untuk menghasilkan gula yang berkualitas.
Penderes pada waktu sebelumnya tidak memperhatikan kualitas gula sebagai strategi pemasaran produksi gula kelapa. Faktor penyebab dari kondisi demikian adalah kurangnya penghargaan terhadap gula yang berkualitas bagus, karena hampir semua gula yang dijual oleh penderes kepada pengepul atau juragan tidak ada pembedaan harga antara gula bagus dan gula yang jelek. Pembedaan harga hanya terjadi jika gula yang diproduksi oleh penderes dianggap gemblung. Gula gemblung adalah gula yang tidak bisa dicetak karena faktor kebersihan dan banyaknya kandungan sekul. 
C.      Meningkatkan Image Gula Kelapa Di Desa Gumelem Wetan (Gumelem)
Gula kelapa di Gumelem hampir sebagian besar masuk pada pasar pabrik kecap di Pati Jawa Timur dan wilayah pegunungan Wonosobo dan sekitarnya. Image gula kelapa yang masuk ke pabrik kecap biasanya adalah gula kelapa kualitas rendah dengan kondisi bentuk fisik tidak bagus, dan lembek dengan kandungan air yang cukup tinggi. Untuk gula berkualitas bagus biasanya masuk ke pasar-pasar komoditi untuk rumah tangga dan warung-warung kelontong.
Faktor yang mempengaruhi image gula kelapa di Gumelem adalah 1) perilaku penderes yang masih kurang memperhatikan kebersihan dalam pengelolaan produk gula kelapa, 2) pengelolaan  harga gula kelapa di Gumelem yang tidak memberikan penghargaan terhadap gula kelapa yang berkualitas. 3) itikad baik dari para pengepul (juragan) yang kurang memberikan penyuluhan tentang kualitas gula kelapa. 4) Pemerintah Desa yang masih belum memberikan perhatian atas potensi lokal gula kelapa sebagai sumber penghasilan ekonomi warganya. 5) peluang pasar yang masih belum digali secara maksimal untuk memasarkan gula-gula  berkualitas bagus. Kelima faktor tersebut di atas tidak memberikan dukungan untuk adanya gula kelapa berkualitas.
Image gula kelapa di wilayah Gumelem juga menjadi salah satu penyebab utama dari kemunduran kesejahteraan ekonomi kaum penderes. Kesadaran semua pihak untuk mengangkat kualitas gula kelapa di wilayah Gumelem adalah salah satu cara untuk mengembangkan image gula kelapa. Oleh karena itu, dalam rangka kegiatan peningkatan gula kelapa berkualitas akan diusahakan untuk melibatkan semua pihak yang mempunyai kepentingan bekerja sesuai dengan peran dan tanggung-jawabnya, khususnya untuk mengangkat kesejahteraan penderes sebagai warga kelas dua.
Strategi peningkatan image gula kelapa akan dilakukan dengan beberapa cara antara lain: 1) Pertama, menjamin kebersihan gula kelapa yang diproduksi oleh setiap penderes. Untuk menjamin peningkatan kebersihan dilakukan melalui strategi pembentukan tim Internal Control System (ICS). Tim ICS adalah sebuat lembaga yang dibentuk dari warga sekitar dengan anggota dari warga penderes, juragan (pengepul) yang dibentuk secara khusus untuk melakukan penjaminan mutu gula kelapa/aren agar pembeli gula kelapa/aren mendapatkan gula kelapa/aren yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Tim ICS akan melakukan tugas dan fungsi menjalangkan kontrol atau pengawasan terhadap sistem produksi pengelolaan gula kelapa oleh para penderes di wilayah kerjanya. Struktur kerja ICS juga dibekali dengan personil penyuluhan yang secara khusus bertugas untuk memberikan informasi dan pengetahuan tentang standar pengelolaan gula kelapa yang bersih dan berkualitas. Tim ICS juga harus melakukan pendaftaran penderes untuk memudahkan melakukan kontrol atas kualitas gula kelapa, sehingga penderes akan dengan sadar dan mudah jika petugas ICS melakukan fungsi kontrol tersebut.
2) Kedua, melakukan deversifikasi produk (product deversivication) hasil gula kelapa. Produk gula kelapa dapat divariasi dalam berbagai bentuk yang secara tidak langsung akan meningkatkan image dan menguatkan struktur harga gula kelapa di pasaran. Alternatif produk yang ditawarkan kepada penderes untuk melakukan diversivikasi produk adalah 1) gula kelapa cetak yang sudah umum dibuat secara turun temurun, 2) gula kelapa semut. Gula kelapa semut berbentuk sebuk yang halus dan mempunyai pasar khusus dan harga selisih lebih tinggi. Untuk gula semut dapat mempunyai aneka rasa yang dapat dibuat sesuai dengan pesanan konsumen (pasar). Aneka rasa yang dapat dibuat untuk gula semut antara lain: rasa vanilla, rasa jahe, rasa kunir, rasa daun sirih, rasa kayu secang, dll.
3) Ketiga, membuat jalur distribusi yang tertata dan tercatat dalam sistem database produksi dan keanggotaan. Kebiasaan penderes menjual gula kelapa yang dilakukan selama ini adalah kepada juragan (pengepul/warung) dengan sistem hutang piutang. Sistem jual-beli tersebut penderes tidak dapat mengetahui berapa kilogram dan berapa harga gula kelapa. Penderes menjual gula kelapa karena alasan untuk membayar hutang kepada juragan (pengepul) dan biasanya sistem penjualan tersebut tidak tercatat dan tidak diketahui oleh penderes. Pada kondisi seperti ini, harga hanya ditentukan oleh juragan sebagai pihak pemberi hutang. Penderes pada akhirnya akan selalu terikat untuk selalu menjual kepada juragan tertentu dan tidak mempunyai kesempatan untuk mempunyai alternative pembeli lain. Oleh karena itu, tawarannya adalah melakukan kelembagaan dalam rangka membuat jalur distribusi yang adil dan menguntungkan semua pihak secara bersama-sama. Kelembagaan koperasi merupakan salah satu tawaran yang sudah sering dilakukan. Namun, pengelolaan koperasi yang partisipatif dan professional sangat jarang dilakukan secara baik dan benar. Pengelaman inisiasi koperasi yang sudah dilakukan di wilayah Gumelem justru membuat trauma penderes karena pada akhirnya koperasi tidak dapat mengakomodir kepentingan penderes untuk meningkatkan kesejahteraannya.
4) Keempat,  melakukan sistem pemasaran ke wilayah pasar yang lebih luas. Jika sebelumnya, wilayah pasar gula kelapa/aren dari wilayah Gumelem hanya untuk kebutuhan pabrik kecap, maka perlu dilakukan analisa pasar yang lebih luas dalam jangkauan maupun alternative pilihan konsumennya. Peran koperasi mulai dituntut untuk dapat mewakili para penderes melakukan promosi dan pemasaran gula melalui berbagai bentuk media dan jalur distribusi pemasaran yang selama ini sudah mulai berkembang pesat dalam sistem pasar bebas (free trade).
5) Lima, membuat kemasan (packaging) gula kelapa/aren yang lebih berdaya saing dengan produk-produk lain sekelasnya, seperti gula pasir yang sudah beredar dengan bebas di pasaran. Strategi kelima ini memang lebih membutuhkan banyak modal tambahan terutama untuk mencetak kemasan secara lebih menarik dan aman, serta hygienis.
Terimakasih.

Oleh: Sindu Dwi Hartanto, S.Sos., M.Si. (Mas tile)
(Pendamping Lapangan LPPSLH – Purwokerto untuk wilayah kerja di Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara),
e-mail: tile972000@yahoo.com, HP 0817-778-667

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSES AWAL TERBENTUKNYA KOPERASI NIRA KAMUKTEN

GULA SEMUT ORGANIK: STRATEGI PRODUKSI GULA KELAPA UNTUK KESEJAHTERAAN PEDERES