Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

Memingkatkan Kualitas Gula Kelapa: Menuju Kesejahteraan Penderes

Gambar
Mastile | Pendamping KNK  Kemiskinan kaum penderes (petani gula kelapa/aren) dianggap sebagai sebuah kondisi turun temurun yang dialami oleh kelompok miskin di wilayah pedesaan dan pegunungan. Seperti di wilayah Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara. Kaum penderes menganggap dirinya sebagai warga kelas dua yang tidak mempunyai peran dan jarang sekali diperhatikan baik secara ekonomi maupun politik pembangunan. Mereka menganggap kemiskinan yang dialaminya adalah sebagai nasib sebagai seorang penderes yang diwariskan oleh nenek moyangnya sebagai penderes. Oleh karena itu, banyak keturunan penderes pada masa kontemporer memilih alternative sumber produksi ekonomi yang bertentantang dengan orang tuanya sebagai penderes. Anak-anak penderes pada masa sekarang lebih banyak memilih mencari penghasilan di kota, melakukan urbanisasi (merantau), banyak juga yang melakukan transmigrasi (trans) ke luar pulau jawa (Sumatera dan Kalimantan). Pilihan untuk menjadi pekerja di lu

DIVERSIFIKASI PRODUK: PENGELOLAAN GULA SEMUT ORGANIK BERKUALITAS MENUJU ANEKA RASA

Gambar
Marikin | Manager Produksi Produksi gula kelapa semut organik diyakini sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan kaum penderes. Hal ini dibuktikan dengan nilai lebih dari harga gula kelapa cetak (bathokan) yang selama ini diproduksi oleh kaum penderes di Desa Gumelem Wetan. Pengelolaan gula semut organik dihargai lebih tinggi harganya karena tingkat kerumitan dan kesulitan yang dirasakan oleh kaum penderes untuk menghasilkan gula semut organik tersebut. Gula semut organik yang mulai dikembangkan di Desa Gumelem pada awal bulan Oktober 2012 mendapatkan respon positif dari para penderes dan keluarganya. Salah satu kunci pengelolaan gula semut organik adalah keharmonisan keluarga dalam kebersamaan untuk membuat gula semut organik. Hal ini dirasakan oleh keluarga penderes karena produksi gula semut organik memerlukan tenaga kerja yang kompak mulai dari persiapan peralatan hingga proses akhir hasil pengelolaan gula semut organik.  Pengelolaan gula semut organik yang bai